Ketersediaan BBM, Jadi Kendala Pematangan Bandara Miangas
MANADO BISNIS - Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sulut, Parlindungan Tampubolon mengatakan, pematangan tanah bandara Miangas, di Kecamatan Khusus Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, sering terkendala bahan bakar minyak (BBM) solar.
"Rata-rata kendaraan alat berat yang kami gunakan berbahan bakar solar. Kalau solar tidak tersedia, sudah pasti peralatan berat yang kami operasikan tidak bekerja," kata Tampubolon.
Walaupun dia tidak merinci detil berapa banyak BBM solar yang digunakan setiap bulannya, namun menurut dia ada saat-saat tertentu, solar tidak tersedia. Apalagi menurut dia, BBM solar yang digunakan untuk pematangan tanah bandara seluas 54.000 meter persegi atau 5,4 hektare, harus didatangkan dari KOta Manado, yang jaraknya cukup jauh dari pulau Miangas karena memakan waktu puluhan jam. "Karakteristik laut menuju ke Pulau Miangas tidak menentu. Kadang bergelombang, namun ada waktu-waktu tertentu teduh. Yang jadi kendala apabila BBM solar di Manado tidak tersedia," ungkapnya.
Selain BBM solar yang harus didatangkan dari Manado, material lainnya seperti tanah untuk pematangan juga sering terkendala transportasi, akibat gelombang laut.
Penuh kendala, namun Tampubolon optimistis pematangan tanah bandara seluas 5,4 hektare dapat diselesaikan pada akhir tahun ini, sesuai dengan rencana. "Kami juga akan menambah satu alat berat untuk membantu mempercepat proses pematangan tanah. Pekerjaannya terus kami pacu sehingga dapat diselesaikan tepat waktu," ungkapnya.
Pembangunan bandara Miangas masih pada tahapan pematangan tanah, setelah melalui proses pembebasan lahan seluas 12 hektare sejak tahun 2011. Bandara ini akan menjadi alternatif transportasi apabila kondisi laut bergelombang dan kapal yang menuju ke Pulau Miangas tidak bisa melaut atau merapat ke dermaga. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum