MANADO BISNIS – Tahun 2013 ini, ekspor Sulut dari komoditi perikanan diperkirakan masih sangat besar. Namun besarnya potensi tersebut dihadapkan dengan permasalahan belum maksimalnya konversi potensi tersebut menjadi keuntungan.
"Beberapa kendala yang dihadapi yakni lemahnya pengawasan pendataan kapal dimana masih terdapat nelayan yang memilih untuk menjual di luar sulut. Kemudian harga penawaran yang relatif lebih tinggi di luar negeri disertai dengan birokrasi yang relatif lebih rumit didalam negeri," ucap Kepala Kantor BI Sulut, Suhaedi, belum lama ini.
Kemudian menurut Suhaedi terdapat pula ketidakdisiplinan perusahaan dalam penggunaan izin operasi kapal. Selain itu juga besarnya potensi perikanan juga belum didukung dari sisi infrastruktur penunjang pengembangan sektor perikanan.
Di pihak lain, Bank Indonesia (BI) Sulut memproyeksikan negara-negara yang berada di ASEAN akan menjadi tujuan ekspor terbesar daerah tersebut di Tahun 2013.
Kepala BI Sulut, Suhaedi mengatakan tahun 2013 ini negara-negara ASEAN merupakan tujuan ekspor Sulut. "Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh IMF dan Consensus Forecast diperoleh informasi bahwa negara cina dan negara-negara ASEAN cenderung mengalami pertumbuhan positif," ungkapnya.
Dikatakan Suhaedi, untuk melihat prospek ekspor Sulut ke negara-negara tujuan yang ada di Asia tersebut maka perlu dilihat sejauh mana proyeksi ekonomi global di tahun 2013. "Jika dilihat lebih detail, negara Cina dan Korea Selatan merupakan negara Asia yang menjadi negara tujuan utama eksportir Sulut," jelasnya.
Ditambahkannya, kinerja ekspor Sulut sepanjang tahun 2012 menunjukkan perkembangan positif hingga Oktober 2012, pertumbuhan ekspor Sulut tumbuh 25 persen. Berdasarkan negara tujuan, ekspor Sulut tersebar ke negara-negara Asia sebesar 50 persen, Eropa 26 persen, dan Amerika Serikat 11 persen.[yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi