 |
| Kopra, komoditas unggulan Sulut |
Demikian dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan. "Kita mengundang pelaku usaha Malut dan Jawa Timur untuk menjadi pembeli komoditas hasil petani dan industri kecil menengah pada PLKA Sulut," ujarnya.
Diutarakan Parengkuan, kehadiran para pelaku usaha dari luar daerah tersebut diharapkan memperluas pasar komoditas unggulan Sulut. "Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan PLKA yakni pasar komoditas unggulan daerah ini lebih meluas, jadi ekspansi pasar, karena itu kita mengundang pelaku usaha potensial dari daerah lain," ungkapnya.
PLKA, lanjut dia, meskipun merupakan perdagangan forward, artinya tanpa fisik, tetapi telah mampu menjadi alternatif pemasaran bagi sebagian petani, industri rumah tangga dan industri kecil di daerah ini. "Beberapa komoditas yang akhirnya dikenal pasar lokal hingga mancanegara karena diikutkan dalam PLKA," paparnya.
Seperti halnya ikan betutu, menurut Parengkuan, merupakan salah satu komoditas potensial Sulut yang akhirnya makin dikenal pasar di beberapa negara, karena dipasarkan secara besar-besaran melalui PLKA Sulut. "Kita berharap PLKA Sulut terus menjadi pilihan pembeli dalam pemenuhan kebutuhan untuk dipasarkan baik langsung ke konsumen maupun penuhi kebutuhan pabrik," ungkapnya.
Sementara dari sisi penjual yang terdiri petani, industri kecil dan produsen produk lainnya, dikatakan Parengkuan, akan membuka pasar lebih luas, sehingga memudahkan pemasaran. “Pelaksanaan PLKA Sulut dalam empat tahun terakhir ini telah mampu menghimpun omzet lebih Rp500 miliar, melibatkan ratusan penjual dan pembeli, baik yang berasal dari daerah kabupaten/kota di Sulut maupun daerah lain di Indonesia,” tandasnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
