Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Ekspor Sulut ke China Tetap Tinggi

Kelapa dan turunannya, komoditi yang diekspor (foto : ist)
MANADO BISNIS  – Ekspor berbagai komoditas Sulut ke China  tetap tinggi,melebihi nilai impor. Itulah sebabnya neraca perdagangan Sulut dengan China tercatat mengalami surplus 91,9 juta dolar AS pada 2011 lalu. “Surplus perdagangan 91,9 juta dolar AS tersebut, karena angka ekspor lebih tinggi ketimbang impor," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon.

Dikatakannya,  ekspor Sulut ke China periode Januari-Desember 2011 tercatat sebesar 109,9 juta dolar AS, sementara impor pada periode tersebut hanya 18 juta dolar AS, sehingga terjadi surplus perdagangan 91,9 juta dolar AS. “Surplus perdagangan Sulut dengan China tersebut mengalami peningkatan 70,8 juta dolar AS, atau meningkat sekitar 30 persen persen dibanding tahun 2010,” ujarnya.

Tahun 2010 lalu, lanjut Simbolon, ekspor ke China 104,3 juta dolar AS, sementara impornya lebih tinggi ketimbang tahun 2011 ini yakni mencapai 33,5 juta dolar AS.  “Jadi kalau dilihat terjadinya peningkatan surplus perdagangan Sulut ke China, karena ekspor tahun 2011 meningkat menjadi 109,9 juta dolar (sebelumnya 103 juta dolar) sementara impor justru turun menjadi 18 juta dolar (sebelumnya 33,5 juta dolar AS),” paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, keadaan surplus perdagangan ke China terjadi hampir setiap tahun. “Kalau dihitung ekspor langsung ke China ketimbang impor, maka dari tahun ke tahun nilai ekspornya lebih tinggi, artinya surplus perdagangan terus terjadi,” ungkapnya.

Produk China yang masuk dalam hitungan impor ini, ditambahkan Wajong, hanya yang langsung dikirim dari negara tersebut ke Pelabuhan Bitung atau Bandara Sam Ratulangi Manado. “Komoditas China yang beredar di daerah ini,  masuk melalui antar pulau dari daerah lain, tidak masuk dalam hitungan impor,” terangnya. [yg/mtr]


@



Ekspor Sulut ke China Tetap Tinggi