 |
| Biah salak salah satu komoditas di PLKA Sulut (foto : ist) |
Hal ini dikatakan Kepala Disperindag Sulut Sanny Parengkuan.
“Sudah ada satu dua daerah yang aktif dalam kegiatan PLKA, diharapkan semua daerah yang ada di Sulut bisa memanfaatkan ajang ini guna membantu pemasaran hasil produksi unggulan,” ajak Parengkuan.
Dijelaskannya, PLKA sebagai perdagangan "forward", mempunyai keunggulan diantaranya, harga jual komoditas jadi lebih pasti, karena persetujuan ataupun kontrak dengan pembeli atau pasar, sebelum barang diterima pembeli. Selain itu, petani ataupun industri kecil dapat memperoleh harga jual lebih tinggi, karena dengan PLKA, rantai distribusi menjadi lebih pendek, dimana industri ataupun pedagang pengecer besar seperti pasar swalayan langsung menjadi pembeli.
“Masih banyak keuntungan lain dibandingkan sistem perdagangan yang saat ini dipraktekkan di masing-masing daerah, karena itu pemerintah kabupaten/kota agar lebih mendorong instansi terkait dan penghasil produk pertanian, perikanan dan industri untuk ikut serta dalam PLKA,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Ria Dunggio mengatakan, guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan PLKA, maka pihaknya terus melakukan pendekatan dengan pelaku usaha terutama skala besar dan eksportir agar menjadi pembeli di PLKA. “Pelaku pasar swalayan yang ada di Manado sudah menjadi pembeli, demikian juga beberapa pedagang antar pulau dan industri di daerah ini, jumlahnya akan terus kita fasilitasi agar lebih lebih banyak lagi yang hadir pembeli,” tandasnya.
Guna lebih mengoptimalkan kegiatan PLKA ini, lanjut dia, maka pemerintah daerah mulai tahun 2012 ini, memprogramkan pelaksana alternatif pemasaran ini ke pihak swasta ataupun pihak ketiga non pemerintah. "Ada beberapa perusahaan swasta ataupun pihak ketiga, yang sementara kita seleksi untuk menjadi pengelola kegiatan pasar lelang, tujuannya agar kegiatan ini lebih profesional dan bisa mendatangkan manfaat besar petani daerah," paparnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
