 |
| Kelapa biji diolah menjadi tepung kelapa (foto : ist) |
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Sanny Parengkuan, ekspor ke New Zealand sebanyak 12,7 ton, dengan nilai 25.211 dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan Belanda sebanyak 26 ton dengan nilai 51.350 dolar AS. “Kedua negara ini rutin membeli tepung kelapa Sulut,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Parengkuan, tepung kelapa Sulut juga sudah dikirim ke Finlandia sebanyak 12,7 ton pada awal Februari 2012. "Ekspor tepung kelapa ke Finlandia mendatangkan devisa sebanyak 26.875 dolar AS,” ujarnya.
Ekspor ke Finlandia ini, menurut Parengkuan, merupakan pengembangan pasar ke negara non-tradisional sebagaimana arah pengembangan ekspor pada tahun 2012. "Kondisi ekonomi global saat ini yang masih belum menentu, karena itu akan dioptimalkan pasar non tradisional sebagai sasaran ekspansi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, ekspansi ke pasar New Zealand, Belanda dan Finlandia diharapkan akan terus meningkat di waktu-waktu mendatang. "Tepung kelapa merupakan salah satu bahan baku pangan yang dibutuhkan masyarakat di banyak negara, karena itu optimistis pengiriman terus meningkat," katanya.
Komoditas tepung kelapa, diutarakan Wajong, merupakan salah satu komoditas unggulan daerah ini yang mampu merambah secara luas ke negara di seluruh benua yang ada. "Negara Eropa, Afrika, Asia, Australia hingga Amerika menjadi pasar potensial tepung kelapa Sulut," paparnya.
Ekspor tepung kelapa ke berbagai negara, ditambahkan Wajong, , menjadikan komoditas ini sebagai salah satu produk dengan banyak negara pembeli."Kualitas tepung kelapa Sulut diakui masyarakat internasional, ini berdampak permintaan meningkat dari banyak negara di dunia," ungkapnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
Tagged @ pasar
Tagged @ umum
