Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Produksi Cengkih Sulut Bakal Melorot

MANADO BISNIS  – Produksi cengkih petani Sulut di tahun 2012 berjalan ini, diperkirakan akan melorot tajam, tak sebanding  tahun 2011 lalu. Hal ini dikarenakan pengaruh cuaca yakni curah hujan cukup tinggi hingga membuat bunga cengkih jatuh dan sebagian menjadi daun.
                                     
Hal ini pun diungkapkan sejumlah petani cengkih di Sulut pada sejumlah wartawan. “Penyebab produksi cengkih melorot tajam dibanding tahun lalu, karena faktor cuaca ditandai curah hujan tinggi yang kemudian berdampak terjadi gagal panen di sebagian besar tanaman milik petani," kata Joudi Paat, petani cengkih di Kecamatan Tombulu, Minahasa.

Kabupaten Minahasa, menurut dia,  merupakan daerah penghasil utama cengkih di Propinsi Sulut, dengan memproduksi sekitar separuh dari total produksi tahunan propinsi ini yang berkisar 12 ribu hingga 15 ribu ton saat terjadi panen raya. “Produksi sangat rendah terutama terjadi di perkebunan cengkih petani yang berada di kawasan pegunungan,” ungkapnya.

Sebaliknya, menurut dia, hanya cengkih yang berada di suhu udara panas, seperti pesisir pantai atau lokasi lainnya di dataran rendah yang berbuah cukup banyak, sementara kawasan pegunungan seperti Kecamatan Tombulu, hampir dapat dikatakan gagal panen.

Hal  yang sama dikatakan Alber K, petani cengkih asal Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).  Menurutnya, akibat curah hujan yang sangat tinggi terjadi sejak pertengahan tahun lalu hingga saat ini, dituding petani sebagai penyebab bakal buah cengkih akhirnya berubah menjadi daun cengkih, tanda terjadi kegagalan panen. Dengan begitu banyak petani tidak lagi bersemangat mengolah kebun cengkih milik mereka, setelah menyaksikan pohon cengkih gagal berbuah lebat.

“Memang masih ada satu dua petani yang buahnya cukup lebat terutama mereka yang melakukan pemupukan intensitas tinggi, tetapi sebagian besar penduduk desa harus gigit jari, karena harapan memetik hasil tidak bakal terwujud,” paparnya.

Kegagalan cengkih berbuat lebat, lanjut Alber, akan berdampak cukup berat bagi perekonomian masyarakat petani cengkih di tahun 2012 ini. “Pemerintah daerah harus mencarikan solusi menjaga kesejahteraan petani di desa sentra cengkih yang mengalami gagal panen, diantaranya bantuan pemberdayaan industri rumah tangga dan kegiatan usaha produktif lainnya,” tuturnya.

Sekedar diketahui, cengkih merupakan komoditas unggulan masyarakat Minahasa dan Sulut pada umumnya, menyusul harganya yang tetap bertahan di patokan cukup menguntungkan berkisar Rp80.000-Rp90.000 per kilogram cengkih kering, saat ini. [yg/mtr]


@



Produksi Cengkih Sulut Bakal Melorot