MANADO BISNIS – Tanda-tanda akan anjlok harga kopra di Sulut mulai terlihat. Hal ini dibuktikan pada beberapa pekan belakangan ini terus mengalami penurunan harga sangat tajam sekitar 25 persen.
Hal ini pun langsung dikhawatirkan sejumlah petani kelapa di Sulut. "Dua tiga pekan lalu, harga kopra di Manado masih di kisaran Rp520-540 ribu per kuintal(100Kg), tetapi di akhir pekan ketiga Mei 2012 turun ke harga Rp420 ribu di tingkat petani," keluh James Sanggian, petani kelapa asal Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).
Dikatakannya, penurunan harga kopra yang sangat tajam tersebut, memukul petani ditengah harapan mendapatkan pendapatan menyusul kenaikan sejumlah bahan kebutuhan pokok. "Kebutuhan pokok yang harganya naik terkait BBM, ternyata tetap mahal, kendati bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak jadi dinaikkan pemerintah," paparnya.
Ditambahkan Arter S, petani kelapa lainnya, sangat berharap naiknya sejumlah kebutuhan pokok tersebut, terbantu dari hasil perkebunan kelapa, apalagi saat ini kondisi pohon berbuah cukup lebat, sehingga dipastikan mendorong produksi pada gilirannya menambah penghasilan.
Menanggapi penurunan harga kopra tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan mengatakan, penurunan harga kopra tak lepas dari harga minyak di pasar internasional khususnya crude palm oil(CPO) yang cenderung melemah. "Melorotnya harga minyak goreng di pasar internasional, diikuti pedagang di daerah ini dengan menyesuaikan dengan besaran penurunan tersebut, karena itu harga beli kopra melorot tajam," ungkapnya.
Kendati begitu, Parengkuan meminta petani untuk tetap mempertahankan tanaman kelapa tetap ada, tidak ditebang, karena prospek ke depan cukup bagus.
"Pengalaman tahun lalu, terjadi fluktuasi harga kopra, bahkan hingga ke tingkat terendah, tetapi beberapa saat kemudian berkontraksi positif sehingga mencapai harga cukup tinggi," pintanya. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi