“Ekspor pala ke Italia terdiri dua jenis yakni pala biji dan bunga pala menghasilkan devisa sebanyak 892.250 dolar AS. Hal ini pertanda krisis keuangan global belum berpengaruh,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan.
Diutarakannya, salah satu faktor sehingga komoditas pala tetap diminati, karena produk tersebut menjadi produk pangan yang semakin diminati masyarakat. “Terbanyak diekspor ke negara tersebut pada pekan ketiga Mei ini, yakni dalam bentuk biji pala 30 ton senilai 692.250 dolar AS, sementara bunga pala/mace sebesar 10 ton nilai 200.000 dolar AS,” tandasnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong, tingginya permintaan komoditas pala masyarakat Italia, karena produk tersebut dijadikan bumbu makanan. “Biji pala itu diracik untuk dicampur dengan makanan sehari-hari oleh masyarakat Italia, karena itu permintaan pala terus meningkat, “ paparnya.
Johana, salah satu pengekspor pala di Manado, memperkirakan permintaan pala tetap tinggi, hal ini terlihat pada permintaan yang terus datang khususnya untuk pala berasal dari Sulut. Pala Sulut dikenal karena memiliki cita rasa yang khas, karena itu tetap dicari pembeli dan pihaknya optimistis permintaan ke depan akan tetap tinggi. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
