MANADO BISNIS – Tanaman coklat atau biji kakao yang sebagian besar terdapat di wilayah Bolaang Mongondow (Bolmong) kembali dilirik pedagang besar dengan harga memuaskan yakni Rp 19.300 per kilogram (kg). Hal ini pun membuat petani yang menggeluti tanaman tersebut mulai sejahtera.
Realiasi harga baru coklat itu, terjadi di Pasar Lelang Komoditi Agro (PLKA) Sulut periode ke-3 beberapa hari lalu di Manado. "Harga Rp19.300 per kg tersebut merupakan harga kesepakatan antara penjual dan pembeli setelah mereka saling tawar menawar dalam PLKA Sulut," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Feby Karambut.
Dikatakannya, tingkat harga Rp19.300 per kg tersebut, cukup baik dibanding harga pasaran bebas, karena harga di pasaran hanya berkisar Rp17.000 hingga Rp18.000 per kg. Dalam PLKA yang diikuti puluhan pelaku usaha sebagai pembeli dan petani, industri rumah tangga serta produsen lainnya sebagai penjual, berhasil diperdagangkan biji coklat sebanyak 15 ton. "Perdagangan biji kakao 15 ton pada PLKA periode ke-3 tahun ini mampu mencipta transaksi sebanyak Rp289,5 juta," jelas Karambut.
Ditambahkan petugas lelang, Johana Maweikere, biji kakao yang diperdagangkan tersebut berasal dari petani di Kabupaten Bolmong. "Ada beberapa lokasi di Kabupaten Bolmong yang selama ini dikenal sebagai sentra tanaman kakao, diharapkan dengan terciptanya transaksi kakao di PLKA akan semakin membuka pasar tanaman tersebut baik lokal maupun mancanegara," ujarnya.
Kakao, menurut Maweikere, merupakan salah satu komoditas perkebunan yang makin diminati pasar ditandai permintaan yang terus meningkat. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi