Hal ini dikatakan pakar perkelapaan Sulut Dr Ellen Pakasi."Santan kelapa merupakan salah satu peluang dikembangkan selain produk turunan lainnya, karena pasarnya terbuka lebar baik domestik maupun mancanegara," katanya.
Pakasi yang juga menjabat sebagai staf ahli gubernur Sulut dan tenaga ahli Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, mengatakan, pengolahan buah kelapa menjadi santan kelapa setelah melihat dari dekat proses pengolahan produk tersebut di Kabupaten Indragiri, Riau, beberapa waktu lalu. "Dalam kunjungan di Provinsi Riau pertengahan Mei 2012 ini, terbukti ekspor santan kelapa mampu merambah berbagai negara di antaranya Amerika Serikat, karena itu Sulut ingin mengembangkannya," tandasnya.
Pengolahan kelapa di Sulut yang dilakukan petani saat ini, lanjut dia, hanya mengolah buah kelapa menjadi kopra, sehingga tidak banyak membantu petani.
"Saat harga kopra turun, maka kesejahteraan petani kelapa akan langsung melorot, karena tidak punya pilihan lain. Karena itu pemerintah berupaya mengembangkan produk turunan yang lebih banyak," ujarnya.
Buah kelapa, menurut Pakasi, memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena produk tersebut dapat diolah menghasilkan berbagai produk beragam. "Daging buah kelapa setelah diambil santannya, dapat diolah menjadi tepung dan produk turunan lainnya," ungkapnya.
Sekedar diketahui, komoditas kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan paling favorit yang mampu memberi pendapatan pada sebagian besar masyarakat Sulut, selain cengkih dan pala. Hal ini terjadi karena Sulut mampu memproduksi sekitar 300 ribu ton kelapa setara kopra setiap tahunnya, yang sebagian besar dijual ke pabrik dalam bentuk kopra, kemudian dijual ke pabrik pengolah minyak kelapa kasar dan diekspor ke berbagai negara. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
