Hal ini ditegaskan Ketua LPKSM Lembaga Konsumen Berkari Sulut, Drs Decky Lumentut. “Ini jelas sudah melanggar aturan, yakni Undang-undang Nomor 8 tahun 1999, tentang perlindungan konsumen. Jadi harus ada sanksi hukum bagi swalayan yang menjual ayam berformalin tersebut,” ujarnya.
Dikatakan Lumentut, semestinya Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), yang diketahui melakukan sidak dan menemukan ayam berformalin tersebut, harus menindaklanjuti dengan melibatkan balai POM serta aparat kepolisian. “Jadi jangan cuma ayam berformalin yang disita untuk dimusnahkan, swalayan yang menjualnya harus juga diproses hukum,” ungkapnya.
Sebab, lanjut dia, ayam yang dijual sebelum ditemukan mengandung formalin, bisa saja sudah ada konsumen yang membeli dan mengkonsumsinya. “Masakan hanya ayam yang dimusnahkan, sementara konsumen sudah dirugikan. Negara kita negara hukum, harus diproses,” tegasnya.
Hal ini, lanjut Lumentut, supaya ada efek jera dan pembelajaran pada pelaku usaha lain agar jangan coba-coba menjual makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya seperti formalin. “Kalau tidak ada ganjaran hukum, besok-besok pelaku usaha lain dapat melakukan hal serupa, karena mereka pikir tidak apa-apa pasti tidak akan diproses hukum,” paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Distanak Sulut melakukan sidak pada penjualan daging di swalayan. Alhasil, tim yang dipimpin langsung Kepala Distanak Sulut, Ir Johanes Panelewen dan Kepala Distanak Kota Manado, Ir Recky Poli menemukan 500 kg daging ayam dan daging burung dara mengandung formalin.
"Kami menemukan daging burung dara dan ratusan daging ayam segar yang diperjual belikan di swalayan setelah ditest dengan lab mini kami pada beberapa sampel ternyata positif mengandung formalin, sehingga kami pun langsung melakukan tindakan penyegelan dan pemusnahan,"tandas Panelewen saat ditemui di salah satu swalayan yang terletak di Kecamatan Malalayang Manado. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
Tagged @ umum
