Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Kelapa Thailand Masuk Sulut, Harus Ditelusuri

MANADO BISNIS – Sulut merupakan penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Namun ironisnya, ada kelapa impor dari Thailand masuk di sejumlah pasar modern atau swalayan di Kota Manado.

Hal ini pun mendapat tanggapan Pakar Perkelapaan Sulut, Dr Ellen Pakasi. Menurutnya, impor kelapa Thailand yang dijual di sejumlah pasar swalayan di Kota Manado,  perlu ditelusuri agar tidak menggangu produksi kelapa lokal.

"Kelapa Thailand tersebut perlu ditelusuri lebih dalam penggunaannya, kalau itu sama penggunaannya untuk kelapa lokal, maka perlu ada tindak lanjut dari pemerintah, karena Sulut merupakan salah satu produsen kelapa dominan di Indonesia," ujarnya.

Dikatakan,   masuknya kelapa Thailand ke Sulut, harus ditanggapi serius, dan pihaknya sendiri akan turun meneliti kelapa impor tersebut, terutama kegunaannya. "Petani kelapa Sulut harus diberi perlindungan, sebab banyak rumah tangga yang menyandarkan hidupnya pada komoditas ini," ungkapnya.

Tetapi bila kemudian kelapa tersebut merupakan jenis baru dengan manfaat yang baru, lanjut Pakasi,  perlu juga dipelajari guna kepentingan pengembangan produk turunan kelapa Sulut.

Sementara itu,  Kepala Seksi Distribusi dan Pembinaan Pasar Disperindag Sulut, Johana Maweikere mengatakan, menemukan adanya kelapa impor asal Thailand yang beredar di pasar swalayan terkenal di Kota Manado. "Kelapa Thailand yang dijual di pasar swalayan tersebut, menurut informasi dijadikan santan, tetapi itu perlu diteliti lagi," tandasnya.

Diketahui, Sulut dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kelapa di Sulut dengan produksi setara kopra berkisar 200 hingga 300 ribu ton per tahun. Kelapa di Sulut sudah diolah menjadi berbagai jenis produk diantaranya selain kopra, yakni arang tempurung, tepung kelapa, minyak goreng, bungkil, mebel kelapa, suvenir kelapa, sabut kelapa, nata de coco, santan dan lainnya. [yg/mtr]


@



Kelapa Thailand Masuk Sulut, Harus Ditelusuri