Hal ini diakui Karo Perekonomian Sekretariat Daerah Sulawesi Utara, Adry Manengkey. “Total koperasi yang ada di Sulut sebanyak 5.766 koperasi, namun yang masih aktif sebanyak 3.359 koperasi, selebihnya tidak aktif,” ujarnya.
Dia mengatakan, walaupun sebanyak tiga ribuan koperasi masih dinyatakan aktif berkegiatan, namun di antara koperasi-koperasi tersebut ada yang belum melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Sedangkan penyebab banyaknya koperasi yang hanya tinggal papan nama, beragam, di antaranya tidak bisa melaksanakan RAT sebagai syarat penting sebuah koperasi, serta secara organisasi koperasi tersebut sudah tidak menjalankan aktivitasnya. Dia mencontohkan koperasi pendistribusian pupuk, tidak lagi beroperasi apabila koperasi tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai distribusi pupuk. “Hal lainnya bisa juga berkaitan dengan struktur di mana pengurus sudah tidak aktif, begitupun dengan anggotanya,” tandas Manengkey.
Pemprop Sendiri, menurut dia, sudah menyurat kepada kabupaten dan kota agar melakukan pembinaan terhadap koperasi sehingga yang sudah tidak aktif, bisa aktif kembali. “Semua pola pembinaannya berada di kabupaten atau kota. Ujung tombak melakukan pengawasan dan pembinaan ada di pemerintah setempat. Pemprov berperan dalam hal koordinasi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dari aktivitas koperasi telah menyerap karyawan sebanyak 7.262 orang, di mana 4.874 di antaranya adalah pria dan sisanya sebanyak 2.388 adalah wanita. “Dari koperasi ini, telah menyerap modal luar sebanyak Rp389,04 juta rupiah,” paparnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum
