![]() |
Perubahan jalur di Kota Manado (foto : ist) |
Pemandangan ini pun membuat aktivitas perekonomian rakyat menjadi terganggu. Karena melakukan perjalanan ke tempat-tempat usaha atau tempat kerjanya memakan waktu berjam-jam. “Karena jalan macet, terpaksa kita pe usaha di kawasan pusat kota lat dibuka. Ini membuat kerugian,” aku Chang salah satu pelaku usaha di Kota Manado.
Lain halnya dikatakan Bert K, pengandara angkutan kota jurusan Karombasan-Pusat Kota. Menurut dia, gara-gara jalan macet akibat perubahan jalur dan ikut antrian di SPBU untuk mendapatkan bensin, membuat pendapatannya menurun. “Mancari ba gini cuma beking susah. Torang pe hasil mancari biar so kase kurang for mo stor pa ehnar, ta tinggal pa torang for gaji cuma Rp 20 ribu. Padahal so mancari satu hari. Bagimana le ini kasiang,” keluhnya.
Di pihak lain, akibat juga kelangkaan minyak tanah, sejumlah pemilik rumah makan yang modalnya kecil, terancam gulung tikar. Hal ini seperti di akui Noni, pemilik rumah makan yang hanya mengandalkan anak kos-kosan. “Nasi campur kita jual cuma Rp 8.000. Kalo so mo kase nae paling anak kos pindah langganan. Jadi mo beking apa kasiang kita pe usaha ini,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait dengan perubahan jalur, menurut Kepala Biro Perekonomian Pemprop Sulut Adry Manengkey, kebijakan yang dilakukan karena mengakomodir permintaan warga. “Banyak warga yang menghendaki kembali jalur dua arah. Dan yang pasti kebijakan itu, untuk kepentingan banyak orang,” ujarnya, di sela-sela rapat tim pengendali inflasi daerah.
Akan halnya, Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado Irwansyah, menanggapi kelangkaan premium, mengatakan, pendistribusian BBM ke SPBU di Kota Manado terganggu karena terjadi banjir di Kota Bitung dekat Depo Pertamina dan pohon tumbang di jalan by pass. “Kelangkaan BBM premium saat ini (kemarin), karena distribusi BBM dari Bitung akibat banjir di Bitung belum lancer,” paparnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ umum