MANADO BISNIS – 2012 mendatang, Sulut akan mengoptimalkan pengembangan budidaya ikan kerapu, menyusul potensi harga jual ikan tersebut yang sangat mahal.
"Ikan kerapu khususnya jenis tikut, dibeli di tingkat jaring nelayan hingga Rp400 ribu per kilogram (Kg), harga tersebut merupakan dasar kuat bagi pemerintah daerah untuk memprogramkan pengembangan dalam tahun 2012 mendatang," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulut, Happy Korah pada sejumlah wartawan.
Dikatakannya, bila pengembangan ikan kerapu ini berhasil, maka diharapkan akan mampu mendorong selain produksi ikan budidaya meningkat, juga kesejahteraan nelayan tercipta. "Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesejahteraan nelayan masih menjadi persoalan bagi bangsa ini, karena pendapatan yang mereka terima belum sebanding dengan pengeluaran rumah tangga," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Sulut, Ir Erni Tumundo mengatakan, ikan kerapu merupakan salah satu jenis yang ditargetkan dikembangkan lebih luas di Sulut untuk perikanan air laut. "Untuk ikan air tawar, pemerintah menargetkan pengembangan ikan nila dan mas, sedangkan di perairan laut yakni ikan kerapu," ungkapnya.
Jenis ikan kerapu memang bermacam-macam, karena itu pemerintah daerah, kata Erni, memilih jenis yang paling banyak dicari pasar ditandai harga jual paling tinggi. Pengembangan ikan kerapu ini, pemerintah membantu fasilitasi pembuatan beberapa keramba miliki nelayan, dengan tujuan mendorong produksi budidaya kerapu dapat berjalan lancar.
"Saat ikan keramba kerapu sudah ada di Kabupaten Minahasa Utara(Minut), Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, Siau Tagulandang dan Biaro (Sitaro) dan beberapa daerah lainnya," paparnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ wirausaha