MANADO BISNIS – Hingga, Senin (08/04), elpiji tiga kilogram (kg) masih saja menghilang di Kota Manado. Namun begitu, Pemerintah Propinsi (Pemprop) mewanti-wanti agar pemilik agen maupun pangkalan jangan memanfaatkan kelangkaan elpiji tersebut, dengan menaikkan secara sepihak.
“Jika ada pemilik pangkalan atau agen yang menaikkan harga ekpiji 3 kg sepihak, selakan melapor pada kami. Tentunya kami akan memberikan sanksi tegas,” ujar Kepala Biro (Karo) Perekonomian Pemprop Sulut Adry Manengkey, disela-sela rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor BI Sulut, Senin (08/04).
Dikatakannya, sesuai aturan yang telah dikeluarkan pemerintah, khusus untuk Kota Manado harga tukar elpiji 3 kg hanya Rp15.000/kg. “HET (harga eceran tertinggi) sudah diatur khusus Kota Manado hanya Rp 15.000/kg, karena jaraknya tidak sampai 60 kilometer dengan tempat pengisian gas elpiji,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Manengkey, kendala yang terjadi hingga elpiji 3 kg sempat menjadi langka, karena faktor distribusi dari kapal tanker pengangkut gas. Dimana diketahui kapal tersebut sudah tiga hari merapat di dermaga Pertamina Bitung, namun tidak dapat merapat lebih dekat dari dermaga karena air lautnya dangkal. “Kalau dipaksakan maka kapal tenker tersebut akan kandas, makanya ada upaya lain yang ditempuh pertamina untuk mengambil gas tersebut di kapal tanker, yang saat ini sedang berjalan,” ungkap Manengkey, sembari memperlihatkan foto kapal tanker milik pertamina, yang tidak bisa merapat lebih dekat di dermaga.
Dengan begitu, lanjut dia, ada keterlambatan pendistribusian gas elpiji dari pertamina di Bitung. Tapi saat ini sudah mulai teratasi, karena pendistribusian sudah mulai lancar. “Jadi berlahan-lahan pendistribusian elpiji 3 kilogram akan kembali normal,” papar Manengkey. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum