"Produksi peternak lokal terus meningkat dan hingga kini sudah mampu memasok empat juta butir atau 80 persen dari total kebutuhan masyarakat," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan.
Dikatakannya, dengan pasokan telur peternak lokal mencapai 80 persen, maka kestabilan komoditas tersebut di pasaran Manado dan sekitarnya, hingga kini mampu terjaga dengan baik. Artinya, stok telur ayam tidak pernah kosong, tetap tersedia, karena produksi peternak lokal yang terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. "Dalam hitungan kita, pasokan telur ayam dari luar daerah khususnya beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan hanya 20 persen atau sekitar satu juta butir tiap bulannya, selebihnya dipenuhi dari produksi peternak lokal Sulut,” paparnya.
Telur ayam, lanjut Parengkuan, merupakan salah satu komoditas yang tingkat penggunaannya menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, karena itu Disperindag Sulut melakukan pemantauan secara kontinu. "Tim pemantau diterjunkan setiap hari untuk melihat pergerakan stok dan harga berbagai komoditas utama masyarakat, di antaranya telur ayam," ungkapnya.
Sekedar diketahui, bagi masyarakat Sulut, telur ayam selain dibutuhkan dalam pembuatan berbahan kue, juga menjadi pengganti lauk pauk, terutama disaat harga ikan mahal. Harga telur ayam produksi lokal di pasaran Manado, untuk harga termurah Rp32 ribu per rak (30 butir) dan paling mahal Rp38 ribu per rak, patokan harga tersebut berdasarkan ukuran telur kecil, sedang dan besar. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
