Kepala BI Sulut Suhaedi |
Hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Suhaedi belum lama ini, terkait pengembangan blue economy atau ekonomi biru di Sulut. “Ini dikarenakan Sulut memiliki letak yang strategis di bibir wilayah pasifik,” terang Suhaedi.
Dikatakannya, bibir pasifik sangat prospektif dalam jalur perdagangan dunia, khususnya dengan negara di kawasan asia pasifik seperti Jepang, China, Korea, hingga Amerika Serikat dan Amerika latin baik sebagai mitra dagang maupun sumber investasi.
Terkait pengembangan konsep blue economy itu, menurut Suhaedi, akan menjadi jawaban tepat untuk upaya mengembangkan potensi yang ada di Sulut, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Konsep tersebut dinilai juga bisa menjawab beberapa permasalahan antara lain laju peningkatan penduduk yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan pangan serta masalah kerusakan lingkungan," ungkapnya.
Jika dilihat shere dalam struktur perkonomian Sulut, menurut Suhaedi, sub sektor perikanan merupakan sub sektor dengan shere terbesar ketiga dalam perhitungan PDRB yang pada teriwulan II tahun 2013 mencapai 24,o1 persen. Cukup tingginya shere sub sektor tersebut juga tercermin dari jumlah produksi perikanan tangkap laut dan budidaya perikanan yang cukup besar di Sulut. "Jumlah produksi ikan secara total tahun 2002 lalu, sebesar 495 ribu ton atau naik 23 persen dari tahun 2011 yang tercatat sebesar 401 ribu ton," tandas Suhaedi.
Ditambahkannya, perbankan di Sulut juga sangat mendukung program di sektor perikanan. Ini dibuktikan total kredit yang disalurkan di sektor perikanan sudah mencapai Rp258 miliar, tumbuh 37,34 persen dibandingkan Juni 2012. "Sementara jumlah debitur sektor perikanan pada Juni 2013 sebanyak 2438 rekening, meningkat dibandingkan Juni 2012 yang terctat 962 rekening," papar Suhaedi. [yg/mtr]
@
Tagged @ perbankan