Salah satu kegiatan Disperindag Sulut (foto Manado Bisnis) |
Menurut motivator pembuatan nata de coco, yang sudah mengikuti pelatihan di Disperindag Sulut Jantje Walukow, produksi pertama oleh kelompok W/KI menghasilkan sebanyak 16 baki. “Untuk tahap uji coba ini, kami akan pergunakan untuk kebutuhan natal, tidak akan diperdagangkan,” ujarnya.
Ditambahkan Ketua W/KI Eben Heazer Tenga, Magda Massie-Rotty, didampingi Sekretaris Telly Tumbelaka, nata de coco akan terus dikembangkan untuk menjadi industri rumah tangga. “Anggota kelompok W/KI yang berjumlah sekitar 30 orang , telah bertekad untuk mengembangkan usaha ini, menjadi industri rumah tangga, yang bisa membantu perekonomia keluarga,” tandasnya
Sementara itu, menurut Kepala Disperindag Sulut Drs Sanny Parengkuan, sebelum kelompok W/KI di Tenga memproduksi nata de coco, terlebihdahulu dilakukan pelatihan yang dilaksanakan di Desa Tenga. Kegiatan ini untuk memacu revitalisasi industri dalam upaya meningkatkan peran usaha kecil dalam perekonomian masyarakat dan daerah. “Nata De Coco yang bahan bakunya dari air kelapa, sangat banyak di Desa Tenga. Itulah sebabnya Desa Tenga jadi pilihan dari kami untuk mengembangkan industri kecil ini,” tandasnya.
Akan halnya Kepala Bidang Industri Disperindag Sulut, Benny Nongkan SE mengatakan, produksi nata de coco di Sulut masih kurang. Yang ada kebanyakan dari luar Sulut. Itulah sebabnya dengan keberhasilan produksi pertama Kelompok W/KI di Tenga diharapkan akan membantu menambah kebutuhan nata de coco di Sulut. “Seperti saat ini, menjelang natal dan tahun baru, kebutuhan nata de coco pasti meningkat,” ungkapnya.
Ditambahkan Nongkan, Kelompok W/KI ini merupakan yang pertama, berhasil memproduksi nata de coco setelah beberapa kali anggotanya mengikuti pelatihan yang dlaksanakan bidang industri Disperindag Sulut. (yg/mtr)
@
Tagged @ wirausaha