Sanny Parengkuan (foto; MANADO BISNIS) |
"Kita sedang melakukan kalkulasi berapa besar persentase penurunan harga barang yang akan dijual pada pasar murah, serta di mana saja lokasi pelaksanaannya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Sanny Parengkuan.
Perhitungan harga jual, menurut dia, perlu dilakukan secara cermat, karena hingga saat ini belum ada angka resmi pemerintah berapa besar kenaikan harga BBM. Kendati begitu, pemerintah daerah sudah akan membuat rancangan alternatif persentase harga yang layak dikenakan pelaku usaha. "Pasar murah ini bertujuan membantu masyarakat terutama berpenghasilan rendah agar dapat memperoleh bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ungkap Parengkuan.
Lebih lanjut dikatakannya, kenaikan harga BBM bersubsidi diperkirakan akan memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, sehingga diharapkan pasar murah dapat mengurangi beban kenaikan harga BBM tersebut. “Sesuai rencana, kegiatan pasar murah akan melibatkan distributor dan pelaku usaha di daerah ini, dan sebelum kebijakan ini ini dimulai, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pelaku usaha terlebih dulu,” papar Parengkuan.
Di pihak lain, Pemimpin Bank Indonesia Manado Ramlan Ginting meminta, Pemprop Sulut memperbaiki sistem pelaksanaan pasar murah. "Sistem pasar murah yang dilakukan secara sporadis tidak efektif menekan harga, karena itu sebaiknya pelaksanaanya dilakukan serentak di pusat perdagangan di Sulut," pintanya. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar