![]() |
Aktivitas petani di sawah (foto : ist) |
Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dantes Simbolon. "Februari 2012, NTP Sulut masih mencapai 102,71, tetapi seiring penurunan margin pendapatan petani 0,08 persen, maka NTP turun menjadi 102,21," ujarnya.
Dikatakannya, indeks yang diterima petani Sulut pada Maret 2012 hanya tercatat sebesar 135,65, padahal pada Februari 2012 masih mencapai 135,76. "Di sisi lain, indeks yang dibayar petani atau pengeluaran justru meningkat menjadi 132,73 dibanding Februari yang hanya 132,18," tandas Simbolon.
Dari lima sektor yang masuk dalam hitungan NTP Sulut tersebut, lanjut dia, semuanya mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar -1,12 persen, disusul petani tanaman perkebunan rakyat -0,67 persen, peternakan -0,51 persen, tanaman pangan -0,28 persen dan perikanan -0,02 persen. “Kendati semua subsektor mengalami penurunan, tetapi empat diantaranya masih tetap bertahan di atas batas minimum indeks 100,” ungkap Simbolon.
Empat subsektor dengan NTP di atas 100, ditambahkannya, tertinggi petani perkebunan rakyat 108,84, disusul tanaman pangan 102,13, kemudian petani peternak 101,45 dan tanaman holtikultura 100,39. “Sementara NTP subsektor perikanan, masih tetap bertahan di bawah batas minimum atau belum sejahtera, yakni dengan NTP 95,68 per Maret 2012,” papar Kepala BPS Sulut ini. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum