![]() |
Ikan kayu salah satu komoditas yang diekspor Sulut (foto : ist) |
Demikain dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) Sulut, Dantes Simbolon. “Keadaan surplus US$476,6 juta tercipta karena ekspor Sulut ke berbagai negara di dunia Januari-Oktober mencapai US$586,6 juta, sementara impor hanya US$110 juta,” ujarnya
.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, perdagangan yang dalam kondisi surplus sudah berlangsung sejak beberapa tahun silam. “Surplus perdagangan tercipta, karena sebagian besar komoditas unggulan daerah ini yang berhasil masuk ke pasar mancanegara merupakan produk pangan yang sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Negara di kawasan Eropa, Asia, Afrika, Australia hingga Amerika,lanjut dia, membutuhkan berbagai komoditas pangan Sulut yang berasal dari produk turunan kelapa, perikanan serta pala. “Produk ekspor yang banyak dicari pembeli luar negeri, di antaranya minyak kelapa kasar (CCO) dan tepung kelapa yang merupakan produk kelapa andalan daerah ini, serta biji dan bunga pala (fuli) serta berbagai produk ikan segar dan ikan kayu,” terang Wajong.
Negara dominan ekspor komoditas Sulut di antaranya Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina, Jepang, Jerman. Sedangkan komoditas luar negeri yang masuk ke pasar Sulut, sebagian besar merupakan produk konsumsi utama seperti beras. “Sulut melalui Perum Bulog mengimpor beras dalam jumlah cukup banyak guna menjaga ketahanan stok pangan, dengan negara pengimpor utama bagi Sulut yakni Vietnam,” paparnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ pasar