"Pertumbuhan 10 persen, maka dipastikan tingkat pengangguran bisa ditekan di angka paling kecil, dengan demikian kegiatan ekonomi produktif bisa bergerak lebih cepat sebagaimana harapan pemerintah," kata Masinambow pada Rapat Koordinasi Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED) Sulut.
Dikatakannya, pertumbuhan ekonomi Sulut yang sekitar tujuh hingga delapan persen dalam beberapa tahun ini, sudah dapat menahan angka pengangguran ke tingkat tinggi, tetapi belum bisa mengatasi secara keseluruhan permasalahan yang terjadi, karena itu perlu didorong agar pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang mampu mencapai 10 persen.
“Beberapa tahun silam, ekonomi daerah ini hanya mampu capai lima hingga enam persen, maka akibatnya angka pengangguran tumbuh cukup tinggi,” ujarnya.
Dijelaskan Masinambow, guna mencapai angka pertumbuhan delapan persen maka perlu ada investasi di atas Rp18 triliun. Hal ini sebagai pemicu pergerakan ekonomi daerah mampu mencapai laju yang diharapkan. Peran pertumbuhan satu persen dalam penyerapan tenaga kerja sangat sifnifikan. Setiap pertumbuhan satu persen mampu menyerap tenaga kerja 0,4 persen. “Karena itu pertumbuhan ekonomi daerah Sulut harus terus didorong agar mampu bergerak minimal sebagaimana laju yang diharapkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia Manado, Eko Siswantoro mengatakan, rapat koordinasi FPED salah satunya diharapkan masukan dalam upaya mendorong ekonomi Sulut mampu mencapai pertumbuhan sebagaimana yang ada dalam rencana pembangunan daerah (RPJM). "Melalui FPED ini diharapkan dapat dihasilkan beberapa kebijakan penting yang dapat menjadi pertimbangan stakeholder, guna mendorong ekonomi daerah ini dapat bergerak lebih cepat,” paparnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ umum
