Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Peremajaan Kelapa di Sulut Harus Dioptimalkan

MANADO BISNIS – Program peremajaan kelapa di Sulut tampaknya tidak berjalan secara optimal, itulah sebabnya Sulut yang dikenal sebagai daerah nyiur  melambai, karena banyak  pohon kelapanya,  terancam punah komoditi terserbut.
Kebun kelapa

Terkait itu,  Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) meminta seluruh pabrik pengolah kelapa di daerah ini menyisihkan dana minimal lima persen dari pendapatan guna menopang program peremajaan tanaman kelapa oleh pemerintah.

"Jumlah tanaman kelapa yang berusia tua terus bertambah karena itu program peremajaan atau penanaman kembali harus dioptimalkan, di antaranya dengan keterlibatan seluruh pabrik pengolah produk kelapa," kata Sekretaris Jenderal Apeksu Emil Mamesah.

Dikatakannya,  bahwa pabrik pengolah kelapa di daerah ini harus peduli terhadap kelangsungan tanaman kelapa agar terus bertahan. Masalahnya, bila pohonnya berkurang, yang rugi bukan hanya petani, melainkan pelaku usaha akan terkena dampak kesulitan memperoleh bahan baku. "Kami berterima kasih kepada PT Cargill, salah satu penanaman modal asing (PMA) yang sudah membantu penyediaan bibit kelapa, tetapi diharapkan ke depan bukan hanya 20 ribu bibit, tetapi jumlah alokasi dananya minimal lima persen dari pendapatan perusahaan," kata Emil.

Pabrik pengolah produk kelapa, terutama penanaman modal dalam negeri (PMDN), seperti PT Bimoli, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Agro Makmur Raya, diharapkan dapat mencontohi Cargill yang sudah merealisasikan bantuan bibit kelapa kepada petani. "PMDN supaya jangan menunda waktu, segera saja mengalokasikan dana untuk peremajaan tanaman kelapa karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan," paparnya.

Dijelaskan Emil, jumlah tanaman kelapa yang berusia tua, di atas 60 tahun, sudah hampir separuh dari total jumlah tanaman kelapa di Sulut. Dikhawatirkan bila program peremajaan tidak didorong, pohon kelapa akan terus berkurang. Ditanya program peremajaan yang dilaksanakan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, Emil memandang perlu pelibatan asosiasi petani dan kelompok tani. Dengan demikian, program peremajaan ini dapat terukur dan hasilnya dapat diperkirakan. “Sampai saat ini,  sulit mendapatkan data resmi jumlah tanaman kelapa di Sulut. Kalaupun ada, merupakan hasil rekapan beberapa tahun silam sehingga tidak ekuivalen dengan kondisi riil di lapangan,” tandasnya. [yg/mtr]


@


Recommended posts

Peremajaan Kelapa di Sulut Harus Dioptimalkan