MANADO BISNIS - Minyak goreng (migor) curah Sulut mampu berproduksi 750 ton per hari, jauh di atas kebutuhan masyarakat yang hanya berkisar 84 ton setiap harinya. Itulah sebabnya komoditas ini kerap dipasarkan keluar daerah.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan. "Minyak goreng sebanyak 750 ton tersebut diproduksi tiga pabrik minyak goreng yang beroperasi di Sulut hingga kini, diantaranya PT Multi Nabati Sulawesi, PT Ivomas Pratama, dan PT Agro Makmur Raya," ujarnya.
Produksi minyak goreng sebanyak 750 ton, lanjut Parengkuan, menjadikan Sulut sebagai salah satu daerah di Indonesia yang mampu swasembada minyak goreng."Sulut swasembada minyak goreng, karena kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, tidak pernah terjadi kelangkaan bahan pangan tersebut di Sulut," tandasnya.
Sebagian produksi minyak goreng Sulut, menurut Parengkuan, dipasarkan ke daerah lain seperti Maluku hingga Papua. "Pabrik minyak goreng yang beroperasi di Sulut kendati harus mendatangkan bahan baku dari luar Sulut, tetapi karena memproduksi di daerah ini, sehingga ketersediaan bahan strategis tersebut tetap tercukupi," ungkapnya.
Sementara menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Feby Karambut mengatakan, kendati produksi minyak goreng daerah ini melebihi kebutuhan, tetapi soal harga di pasaran tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. "Penentuan harga jual minyak goreng didasarkan pada patokan harga di pasar internasional, karena itu harga berlaku di Manado hampir sama dengan harga daerah lainnya," paparnya.
Diketahui, harga minyak goreng berlaku di pasaran Manado hingga minggu keempat Maret 2012 berkisar Rp11.500 per liter. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
Tagged @ pasar