![]() |
Petani menjemur cengkih (foto : ist) |
Menurut beberapa pedagang pengumpul yang beraktifitas di Pasar Pinasungkulan Karombasan, pembelian dari pabrik rokok, baru dibuka hari ini, yang sempat terhenti sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru 2012.
“Memang akhir tahun 2011, harga cengkih sempat turun hingga Rp50 ribuan, namun saat ini sudah dibuka kembali dengan harga Rp80.000/kg. Hal ini disebabkan Karen ada beberapa agen rokok yang mengajak bermitra dengan kami,” ujar salah satu pedagang pengumpul Gustav Karinda pada sejumlah wartawan.
Namun begitu, dikatakan Gustav, saat ini memang belum ada petani yang datang menjual komoditi tersebut, tapi perkembangannya akan dilihat beberapa hari ke depan sehingga akan berdampak mungkin pada kenaikan harga cengkih.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan mengatakan, naiknya harga cengkih itu bisa terjadi kapan saja. “Karena beberapa hasil pantauan tim kami, banyak cengkih petani yang tidak berbuah di Sulut. Jadi bisa saja, para agen rokok kembali memburu cengkih karena stok untuk persediaan kedepan,” ungkapnya.
Apalagi sekarang ini, lanjut Parengkuan, ada impor cengkih. Dengan begitu, banyak pabrikan yang membeli cengkih impor. Impor cengkih tersebut, terpaksa dilakukan guna mempertahankan industri pabrik kecil yang terancam gulung tikar akibat kekurangan bahan baku cengkih. “Harga cengkih dalam negeri yang sempat menyentuh Rp 210.000/kg membuat industri kecil kesulitan memperoleh bahan baku cengkih, karena itu ada impor,” katanya.
Dalam kondisi saat ini, menurut Parengkuan, tidak ada panen di daerah sentra, itulah sebabnya kebijakan impor cengkih bisa dibenarkan, namun diharapkan disaat daerah sentra terjadi panen, maka pemerintah harus membatasi impor cengkih. “Sulut sendiri merupakan salah satu daerah sentra di Indonesia, karena volume produksi di saat panen raya bisa mencapai 20 hingga 30 persen dari total panen nasional,” jelas Perengkuan. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
Tagged @ pasar